dr. Dije, Sp.OG, M.Kes || 2024-02-01
Di Indonesia, kematian bayi baru lahir (neonatal) masih menjadi permasalahan kesehatan yang memerlukan perhatian kita semua. Data dari(SDKI, 2012)Angka kematian bayi di Indonesia adalah 32/1000 kelahiran hidup dan kematian neonatal 19/1000 kelahiran hidup . Saat ini, kelainan bawaan(cacat bawaan dalam kandungan) mempunyai kontribusi yang cukup besar sebagai penyebab kematian neonatal atau janin di Indonesia.
Data laporan Riskesdas tahun 2007 menyatakan bahwa sebesar 1,4 % bayi baru lahir usia 0-6 hari pertama kelahiran dan 18,1% bayi baru lahir usia 7-28 hari meninggal disebabkan karena kelainan bawaan(cacat dalam kandungan). Data WHO SEARO(World Health Regional South-East Asia Regional Office) tahun 2010 memperkirakan prevalensi kelainan bawaan di Indonesia adalah 59.3 per 1000 kelahiran hidup. Jadi jika setiap tahun lahir sekitar 5 juta bayi di Indonesia, maka akan ada sekitar 295.000 kasus kelainan bawaan setiap tahunnya
Kementerian Kesehatan RI telah melakukan surveilans sentinel bersama 13 RS terpilih di 9 provinsi sejak September 2014. Terdapat 15 jenis kelainan bawaan yang disurveilans dengan kriteria antara lain kelainan bawaan (preventable, detecteble dan correctable) atau yang dapat dicegah, mudah dideteksi dan dapat dikoreksi dan merupakan masalah yang menimpa ibu hamil dimasyarakat. Dari data tersebut, terdapat 231 bayi mengalami kelainan bawaan. Sebagian besar lahir dengan 1 jenis kelainan bawaan (87%) dan ditemukan pula bayi lahir dengan > 1 jenis kelainan bawaan (13%). Kelainan bawaan yang paling banyak ditemukan adalah dari kelompok sistem muskulo skeletal (talipes equinovarus) 22,3%, sistem saraf (anenchepali, spina bifida dan meningochele) 22%, celah bibir dan langit-langit 18,5% dan omphalocele 12,5%.
Walaupun penyebab utama kelainan kongenital adalah faktor genetik, infeksi dan faktor lingkungan, namun sebenarnya banyak dari kelainan tersebut dapat dicegah, misalnya melalui vaksinasi dan KONSUMI MULTIVITAMIN DAN MINERAL TERTENTU, seperti : asam folat, FE (Zat Besi), kalsium, DHA, dan iodium, juga menghindari mengkonsumsi obat yang tidak direkomendasikan oleh dokter, begitupun alkohol atau zat berbahaya seperti pengawet dan pewarna buatan, hindari terpapar dari bahan berbahaya dan beracun seperti timbal, merkuri dan pestisida, beraktivitas fisik/olahraga yang teratur, dan menghindari asap rokok selama kehamilan.
Multivitamin dan mineral harus tercukupi selama masa kehamilan yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kecacatan bawaan dan mendukung perkembangan janin didalam kandungan sehingga lebih optimal. Data menunjukkan kurangnya kesadaran ibu-ibu hamil diIndonesia dalam memenuhi suplemen vitamin dan mineral selama kehamilan.
Dari data menunjukkan tingginya angka kelainan bawaan sehingga permasalahan kelainan bawaan harus mendapatkan perhatian khusus. Untuk itu, berdasarkan latar belakang tersebut, tanggal 3 Maret setiap tahun diperingati sebagai Hari Kelainan Bawaan Sedunia atau World Birth Defect Day. Di tahun kedua peringatan tersebut di Indonesia, mengusung tema "Cegah Bayi Lahir Cacat dengan Terapkan Pola Hidup Sehat Sebelum dan Selama Kehamilan".
Maka sebab itu sangat penting selama kehamilan bunda memenuhi berbagai kebutuhan nutrisi terbaik. Nutrisi ibu hamil penting untuk mendukung perkembangan janin di dalam kandungan. Tidak hanya itu, memenuhi gizi bumil juga bisa menjaga kesehatan dan mencegah masalah kehamilan.